MAGETAN [Jatimnesia.com]- Jumlah prosentase bayi stunting di Kabupaten Magetan mencapai 14 % (persen) lebih dari angka kelahiran.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magetan menyebut jika data prevalensi stunting mencapai 14,9 %. ” Di Kabupaten Magetan angka prevalensi berdasarkan survei status gizi Indonesia tahun 2022 kemarin angkanya 14,9%, ” kata dr. Rohmat Hidayat, Kepala dinas kesehatan (Kadinkes) Magetan, Senin (20/3).
Rohmat Hidayat berujar, Pekerjaan Rumah (PR) anak stunting tersebut akan mampu diturunkan sesuai target 14%. ” Saat ini masih kurang 0,9 persen dari target 14 %, tahun depan bisa kita capai, ” ungkap Kadinkes Magetan.
Sementara, Wakil Bupati (Wabup) Magetan Nanik Endang Rusmiati, meminta orangtua untuk betul-betul memperhatikan gizi yang diberikan kepada anak – anaknya sejak di kandungan agar terhindar dari stunting. ” Harus rajin pergi ke posyandu paling tidak sebulan sekali, terus juga proaktif menanyakan kepada Nakes tentang perkembangan putra-putrinya, ” ujar Wabup Magetan.
Sebagai informasi, di Kelurahan Alastuwo, Kecamatan Poncol ada 35 anak terdeteksi menderita masalah gizi kronis atau stunting. Hal ini terungkap ketika launching kelas Cerdas Analisa Masalah Secara Terpadu Cegah dan Intervensi Stunting (Camat Ganteng) di Kelurahan Alastuwo, Senin (20/3).
Menurut Camat Poncol, Dian Maheru, stunting di Kelurahan Alastuwo baru terdeteksi setelah sebelumnya terhambat alat yang belum memadai, sehingga setelah didata ulang baru muncul dan menjadikan kelurahan tersebut menduduki peringkat pertama stunting di kecamatan Poncol. ” Dulu desa lain, kemudian muncul di Alastuwo ini, jadi penyebabnya itu alatnya belum terstandar, akhirnya setelah diukur banyak anak yang tinggi dan berat badan itu kurang makanya angka stunting naik di kelurahan Alastuwo ini, ” jelasnya.
Dian Maheru mengaku, telah mengatur sejumlah langkah untuk menangani masalah stunting diwilayahnya tersebut. ” Pembelian untuk alat yang terstandar, disamping itu juga kita akan melakukan intervensi kepada anak-anak yang jumlahnya 35 itu, intervensi berupa pemberian susu UHT, dan juga satu butir telur satu hari selama tiga bulan, ” pungkasnya.