PACITAN ( Jatimnesia.com)- Pasangan suami istri (Pasutri), Andik Prasetyo dan Nurtini, warga Dusun/Desa Ketro, RT 2/RW 24, Kecamatan Tulakan mengeluh dengan biaya perawatan yang ditanggungnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Darsono Pacitan.
Anak keduanya yang lahir prematur harus dirawat intensif dengan biaya medis Rp 1,5 juta perhari. Sedangkan Andik Prasetyo hanya bekerja serabutan. ” Saya hanya kerja serabutan saja. Pas dihari ke 24 kemarin saya tanya ke pihak Rumah sakit bahwa anak saya sudah menghabiskan Rp 30 juta rupiah. Padahal hingga saat ini masih dirawat. Tapi kata pihak rumah sakit harus di bayar setalah anak saya dinyatakan sehat,” kata Andik Prasetyo, Jumat (17/6).
Sebelumnya, Pasutri ini tinggal serumah dengan orangtuanya. Namun memilih untuk mandiri saat kelahiran anak keduanya. ” Jadi dulu saya ikut orangtua. Dan pingin berumah sendiri,ketika anak kami yang kedua lahir dan membutuhkan perawatan kami menggunakan KIS (Kartu Indonesia Sehat) ternyata sudah tidak bisa di pakai lagi, kami juga bingung apa penyebabnya,” ungkap Andik Prasetyo.
Andik Prasetyo mengaku masih mengurus kembali KIS miliknya di Kantor Dinas Sosial ( Dinsos) Kabupaten Pacitan. ” Sudah diusulkan dan katanya dari Dinsos masih di proses,” pungkasnya.