MAGETAN (Jatimnesia.com)- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat memberikan Anugerah Kebudayaan (AK) kepada Bupati Magetan Suprawoto. PWI menilai Bupati Magetan sangat peduli dan merawat secara apik kebudayaan lokalnya.
AK- PWI akan disampaikan langsung kepada Bupati Magetan pada Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Kendari, Sulewesi Tenggara (Sulteng), 7 – 9 Februari 2022 mendatang.
AK-PWI jatuh kepada Bupati Suprawoto setelah 5 Dewan juri mendengarkan paparan makalah dan video bertema “Keseimbangan Ekonomi Dan Kesehatan” dari Bupati Magetan di kantor PWI Pusat, Jakarta, (16/12).
Selaku Tim Juri, Ninok Leksono (Wartawan Senior Kompas dan Rektor Universitas Multimedia Nusantara), Nungki Kusumastuti (Dosen Institut Kesenian Jakarta, penari, bintang film), Agus Dermawan T (Penulis buku kebudayaan dan seni, pengamat seni rupa), Atal S.Depari (Ketua Umum PWI Pusat, Wartawan), dan Yusuf Susilo Hartono (Pengurus PWI Pusat, Wartawan, dan Pelukis).
Bupati Magetan, Suprawoto, mengucapkan terima kasih kepada PWI atas penghargaan yang diberikan. ” Saya atas nama masyarakat Magetan mengucapkan terima kasih kepada PWI pusat atas kepercayaan ini,” kata Suprawoto, Jumat (17/12).
Menurut Suprawoto pembangunan melalui budaya dapat menyentuh masyarakat secara langsung serta berdampak pada pembangunan yang berbudaya pula. ” Membangun melalui budaya akan menyentuh masyarakat dan hasilnya ada pembangunan yang berbudaya,” jelas Bupati Magetan.
Sebagai informasi, selain Bupati Magetan Suprawoto ada 9 Nominasi AK – PWI 2022 diantaranya Wali Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Rahmat Effendi, Bupati Buton, Sulawesi Tenggara, La Bakry, Bupati Lamandau, Kalimantan Tengah, Hendra Lesmana, Bupati Indramayu, Jawa Barat, Hj. Nina Agustina, Wali Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, H. Helmi Hasan, Bupati Lamongan, Jawa Timur, H.Yuhronur Efendi, Walikota Surakarta, Jawa Tengah, Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Padang Panjang, Sumatera Barat H. Fadli Amran (Datuak Paduko Malano) serta Bupati Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, H. Musyafirin.
Ide AK-PWI muncul setelah Temu Redaktur Kebudayaan se-Indonesia 2014 di Siak, Riau, yang digelar PWI Pusat bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud.
Disadari bahwa di era otonomi daerah, bupati / wali kota adalah ujung tombak pembangunan dan pemajuan kebudayaan nasional. Untuk itu PWI, sebagai bagian dari pilar keempat demokrasi, perlu mengapresiasi bupati/wali kota yang melek kebudayaan, melalui AK-PWI. Apalagi setelah UNESCO, 2017, menyatakan Indonesia merupakan negara super power kebudayaan, maka apresiasi dan peran serta wartawan bagi pemajuan kebudayaan bangsanya perlu semakin digelorakan.