MAGETAN [ Jatimnesia.com] – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Magetan meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan segera membentuk Tim Percepatan realisasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Di Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan – Kawasan Bromo – Tengger – Semeru – Serta Kawasan Selingkar Wilis Dan Lintas Selatan, Jum’at (21/6).
Desakan ini diungkapkan Ketua DPRD Magetan Sujatno usai memimpin rapat paripurna DPRD Magetan atas tanggapan dan jawaban Bupati terhadap pandangan umum fraksi-fraksi DPRD Magetan di ruang paripurna DPRD Magetan tentang pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2024 Kabupaten Magetan dimana salah satu poin pembahasannya adalah progres Perpres Nomor 80 Tahun 2019.
” Kita minta bentuk tim khusus untuk percepatan Perpres. Jadi 2019 hingga 2023 ini belum ada progres. Jadi sebenarnya sejak tahun 2019 sampai sekarang mohon maaf kita lihat progresnya ini belum nampak, ” ungkap Ketua DPRD Magetan, Jum’at (21/6).
Dalam Perpres 80 Tahun 2019, itu ada tiga progam strategi pemerintah meliputi revitalisasi kawasan wisata Sarangan, Exit Tol dan relokasi Lingkungan Industri Kulit (LIK) yang manjadi perhatian khusus Legislatif Magetan.
” Salah satunya relokasi LIK, karena ini kita pandang sangat luar biasa. karena untuk relokasi LIK itu harus menyediakan lahan minimal paling tidak sepuluh hektar akses jalan ke lokasi itu juga tertata, ” ucap Sujatno.
Terpisah, Penjabat (Pj) Bupati Magetan Hergunadi menjelaskan meskipun sudah bertahun-tahun Perpres itu keluar, Exit tol masih dalam kajian Provinsi Jawa Timur.
” Exit tol ini khan di tingkat provinsi masih disiapkan kajian akademiknya, jadi sampai sekarang belum selesai sama dengan yang di Ngawi, nanti kalau memang sudah ada titik yang agak terang ya nanti tanggungannya dewan untuk menyediakan anggaran untuk pembebasan tanah, ” jelasnya.
Hal yang sama juga terjadi dengan revitalisasi kawasan wisata Sarangan dimana masalah aset masih menjadi batu sandungan yang belum rampung. ” Sarangan kita masih konsolidasikan masalah asetnya dahulu, kalau nanti asetnya sudah tertata bari kita bisa menata dan juga meningkatkan wisata sarangan , ” turup Hergunadi.
Penulis : Joko Nugroho