MAGETAN– (Jatimnesia.com)- Bupati Magetan Suprawoto dilaporkan hadir dalam dialog kebudayaan yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat di Radio Republik Indonesia (RRI) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (8/2).
Dihadapan Bupati dan Walikota penerima Anugerah Kebudayaan (AK) PWI Pusat Bupati Suprawoto membeberkan asal muasal Kabupaten Magetan sejak era Kolonial belanda hingga sekarang.
Sebagai informasi, Bupati Magetan Suprawoto merupakan satu dari sembilan Bupati dan Walikota di Indonesia penerima AK PWI Pusat Tahun 2022. Agendanya AK PWI akan disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada puncak Hari Pers Nasional (HPN), Rabu (9/2).
Dalam dialog Kebudayaan yang dipandu Ketua Penyelenggara AK PWI Pusat, Yusuf Susilo Hartono, Bupati Suprawoto menekankan pentingnya literasi khususnya diera Milenial.
Bapak Bupati Suprawoto menekankan pentingnya literasi untuk sumber informasi bagi anak cucu kita kelak.“ Menurut Bapak Bupati Suprawoto, jika kita semua tidak suka menulis anak cucu kita kelak tidak akan mengetahui apa yang terjadi hari ini dan kemarin ketika masa kita telah tiada,” kata Cahaya Wijaya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Magetan mengutip kata – kata Suprawoto dalam sambutanya, Rabu (9/2).
Dihadapan hadirin dialog Kebudayaan PWI Pusat, Bupati Suprawoto mengaku telah 13 tahun menulis dalam dua bahasa, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa. Bahkan hobi itu kini menjalar dalam tulisan yang dikirim ke sejumlah media massa mainstream diwilayah Jawa Timur sejak 3 tahun terakhir. Atas kebiasaan itu Bupati Magetan mengaku mendapat rekor Muri sebagai penulis dua bahasa.
Dialog Kebudayaan PWI Pusat di RRI Kendari, Sultra, dihadiri Ketua PWI Pusat Atal S, Depari serta Ketua Dewan Pers M. Nuh serta sejumlah tokoh penting Pers Indonesia.