MAGETAN (Jatimnesia.com)- Pemerintah kabupaten (Pemkab) Magetan menampilkan berbagai kesenian tradisional di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu (22/5). Kesenian khas Kabupaten Magetan tampil di Anjungan Jawa Timur menghibur masyarakat Jakarta yang hadir serta warga Magetan yang ada di Ibu Kota.
Hadir dalam kegiatan tersebut Ikatan Keluarga Magetan (IKMA) se- Jabodetabek, termasuk Ketua umum (Ketum) IKMA, Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi yang juga Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
Bupati Magetan, Suprawoto, berharap kesempatan berada di TMII dapat meningkatkan promosi Kabupaten Magetan ditingkat Nasional, mulai sumber daya alam (SDA) serta produk Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Magetan. ” Kami menghimbau seluruh warga Magetan ikut memasarkan produk – produk warga kita di Magetan,” kata Suprawoto, Minggu ( 22/5).
Dalam kesempatan tersebut, Suprawoto juga berterima kasih kepada Diaspora yang selama ini telah membantu Kabupaten Magetan dalam berbagai bidang. ” Kami juga berterima kasih kepada Diaspora yang telah membantu Magetan selama ini,” ungkap Bupati Magetan.
Kepala Badan Penghubung Daerah Propinsi Jawa Timur, Zaenal Fanani, memberikan apresiasi kepada Pemerintah kabupaten (Pemkab) Magetan yang telah mempromosikan produk dan budaya Magetan di TMII. ” Atas nama pemerintah propinsi Jawa Timur, kami menyampaikan rasa terima kasih atas kesediaan pemerintah daerah magetan untuk bekerjasama dalam rangka promosi kesenian dan produk unggulan daerah serta pelestarian budaya daerah di Kabupaten Magetan,” jelas Zaenal Fanani.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Magetan, Joko Trihono, mengaku melibatkan 16 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta 4 Bagian untuk mensukseskan pagelaran seni budaya di TMII tersebut. ” Ada 16 OPD dan 4 Kepala Bagian,” ungkap Joko Trihono.
Dihadapan warga Magetan dan masyarakat ibu kota di TMII, Disparbud Kabupaten Magetan menampilkan kesenian tari Semburat Cahyo Lawu yang merupakan Masterpiece dari tarian Jalak Lawu asli Kabupaten Magetan. ” Tarian ini menceritakan perjalan suci Prabu Brawijaya, menuju gunung lawu, yang meninggalkan tahta kerajaan untuk menjaga agar tidak terjadi pertumpahan darah di Majapahit dan selanjutnya menjalani pertapaan suci sampai beliau moksa. Dalam perjalanan suci dikawal oleh wongso menggolo, yang sebelum beliau moksa menitipkan pesan kepada wongso menggolo merulakan jelmaan dari burung jalak lawu, untuk menjaga gunung lawu dan memberi petunjuk kepada turunan prabu brawijaya yang naik ke gunung lawu,” beber Joko Trihono.