PACITAN (Jatimnesia.com)- Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Pacitan Tahun 2017 lalu masih membekas diingatan warga Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Salah satunya diungkapkan Heru Suranto Adi, Ketua Forum Peduli Daerah Aliran Sungai Solo (FORPEDDAS) Solo di Kabupaten Pacitan.
Menurut Heru Suranto Adi, aliran sungai Grindulu tidak akan pernah stabil jika sedimentasi dan bantaran sungainya tidak dikelola dengan baik. ” Bantaran sungai Grindulu sudah lama tidak seimbang, karena di hampir semua bantaran sungai ditanami berbagai tanaman diantaranya sengon laut, rumput untuk ternak. Manakala tidak dikelola dengan baik tentu akan menjadi ancaman tersendiri ketika debit air sangat tinggi,” katanya, Rabu (26/10).
Lanjut Heru, perlu kerja sama yang baik antara Balai Besar Wilayah Bengawan Solo (BBWS) dan Pemerintah Kabupaten ( Pemkab) Pacitan untuk menangani permasalahan ini.” Jadi ini memang perlu kerja sama dengan pihak terkait, bagaimana tata kelolanya, bagaimana legal formalnya tentang pemanfaatan bantaran sungai Grindulu,” jelas Ketua FORPEDDAS di Pacitan.
Heru Suranto Adi menegaskan, kalau bantaran sungai Grindulu tidak diatur maka akan menjadi ancaman bagi semua.” Ini bukan hal sepele, butuh duduk bersama untuk berdiskusi, karena secara geografis sungai Grindulu sudah tidak berimbang antara bantaran kanan dan bantaran kiri, konsentrasi air akan tertuju pada satu titik tertentu dikarenakan tingginya bantaran yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menanam tanaman yang notebene bukan tanaman penguat bantaran sungai,” pungkasnya.