MAGETAN (Jatimnesia.com)- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menduga ada jalur yang terputus terkait kelangkaan Minyak goreng (Migor) yang terjadi saat ini.
Analisa Khofifah, kebutuhan Migor di Jawa Timur 59 ribu ton perbulan, sedangkan produksi Migor Jawa Timur 63 ribu ton perbulan terdapat surplus 4 ribu ton perbulan.
” Kebutuhan minyak goreng perbulan 59 ribu ton se- Jatim, kita siapkan produksi di Jatim 63 ribu ton. Harusnya surplus 4 ribu ton. Saya bersama Pangdam dan Kapolda juga sudah ke pabrik produsen minyak goreng. Dipabrik tidak ada pengurangan produksi, dipasar minyak goreng langka berarti ada rantai yang terputus dari produsen ke konsumen,” kata Gubernur Jawa Timur dalam operasi pasar Migor di Kabupaten Magetan, Jumat (18/2).
Gubernur meminta Bupati dan Wali kota di Jawa Timur untuk melakukan Monitoring dan evaluasi (Monev) ke sejumlah distributor minyak goreng diwilayah masing- masing termasuk melibatkan Satuan tugas (Satgas) pangan.
” Kalau dari produsen atau dari pabriknya tidak ada pengurangan sampai ke konsumen kenapa minyak goreng jadi langka, jadi distributor ini berada di masing – masing daerah jadi bisa dilakukan monitoring pengecekan ke masing – masing distributor,” tegas Khofifah Indar Parawansa .
Khofifah berharap, Bupati dan Wali kota di Jawa Timur untuk gencar melakukan operasi pasar Migor kepada masyarakat dengan komunikasi Distributor setempat atau koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan ( Perindag) Propinsi Jawa Timur.
” Kami mohon bupati se- jawa timur untuk melakukan operasi pasar serupa, dengan komunikasi kepada distributor atau Dinas Perindag Propinsi,” pungkas orang nomor satu di Propinsi Jawa Timur tersebut.