MADIUN (Jatimnesia.com) – Petani di Desa Wayut, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun trauma anjloknya harga gabah setiap musim panen tiba.
Awal musim panen saat ini, harga gabah sudah mulai turun dipasaran. Jika sebelumnya Rp 460 ribu per kuintal kini Rp 430 ribu per kuintal. Petani di Kabupaten Madiun memprediksi harga akan terus terjun bebas.
” Panen yang kemarin itu sampai Rp 460 ribu per kuintal, sekarang hanya Rp 430 ribu per kuintal, ” kata Veni Nalifa (40), Petani warga desa Wayut, Kecamatan Jiwan, Minggu (6/3).
Fenomena harga gabah anjlok membuat petani kelabakan. Mereka dipastikan merugi ketika musim panen. ” Harganya biasa turun, ini masih awal panen, kalau udah ramai panen malah anjlok lagi biasanya,” keluh Veni diungkapkan kepada Jatimnesia.com.
Keresahan petani tidak hanya ketika musim panen akibat harga gabah anjlok. Minimnya pasokan pupuk bersubsidi juga menjadi beban. Mereka terpaksa merogoh kocek dalam untuk membeli pupuk non subsidi yang harganya sangat mahal.
” Pupuk yang subsidi dijatah sangat sedikit, jadi harus dibantu dengan yang non-subsidi meskipun harganya mahal,” pungkas ibu 3 anak tersebut.