• Jasa Cetak & Pasang Banner Berbagai Ukuran. Hubungi “tukangbanner” ☎ 081-335-326-942
  • Jual Murah Camera DSLR Merk Nikon D3200 Rp 1.500.000,- Hubungi ☎ 081-335-326-942
  • Axel Florist Penyedia Papan Ucapan Karangan Bunga Ternama Di Madiun Raya. Hubungi ☎ 081-335-326-942
  • Marketing Iklan Baris ☎ 081-335-326-942. * Harga Rp 49.000 Per Tayang Durasi 1 Minggu

Home / Berita Update / Pendidikan

Senin, 17 Januari 2022 - 17:55 WIB

Potret Miris Kondisi Gedung Sekolah Dasar Di Ponorogo.

Salah satu ruang kelas terpaksa disangga bambu agar tidak roboh (St/Ponorogo)

Salah satu ruang kelas terpaksa disangga bambu agar tidak roboh (St/Ponorogo)

PONOROGO (Jatimnesia.com)- Miris, mungkin kata yang layak jika kami menggambarkan proses pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN 2 Karangpatihan Kecamatan Pulung. Kondisi sekolah yang usang sangat mengancam siswa -siswi yang belajar ditempat ini.

Hampir seluruh bangunan kelas serta gedung perpustakaan yang berjumlah 9 bangunan mengalami kerusakan ringan dan berat. Mulai dari tembok bangunan yang retak, plafon yang terlepas, hingga atap ruang kelas yang nyaris roboh. Pihak sekolahpun hanya bisa memasang peyangga bambu guna mencegah atap ambruk.

Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 2 Karangpatihan Kecamatan Pulung Achmad Kumaidi mengatakan, kerusakan bangunan paling parah terjadi di ruang kelas 1 dan kelas 3 serta perpustakaan. Bahkan, akibat atap yang nyaris ambruk ruang kelas 1 terpaksa dikosongkan, dan ruang belajar siswa dialihkan ke ruang UKS yang sempit.

” Hampir menyeluruh, mulai dari bangunan paling timur dan barat rusak semua. Yang paling parah Perpustakaan, Kelas tiga dan kelas satu. Bahkan untuk ruang kelas satu sudah tidak bisa dipakai untuk belajar, saya tidak berani, siswa dipindah ke ruang UKS. Kelasnya untuk menyimpan barang bekas. Takut ambruk sewaktu-waktu,” kata Achmad Kumaidi, Senin (17/1).

Baca Juga :  Mantan Ketua KPK Agus Rahardjo Bakal Macung DPD

Tidak hanya kondisi atap yang nyaris ambruk. Ketika hujan turun para siswa harus belajar ditengah guyuran hujan akibat atap yang bocor. Menurut Kepala sekolah kerusakan ini dipicu pergerakan pada bagian pondasi sekolah yang membuat semua bangunan sekolah rusak.

” Seperti kelas empat itu, kalau hujan kayak banjir. Rusaknya karena pondasi bergerak. Kalau pondasi bergerak otomatis dinding retak semua. ” ungkap Achmad Kumaidi.

Achmad mengungkapkan, kerusakan ini terjadi jauh sebelum ia menjadi kepala sekolah pada 2019 lalu, bahkan menurut informasi yang dirinya terima kerusakan bangunan sekolah dengan murid 82 siswa ini, telah terjadi sejak 2002 lalu, dan hingga kini belum ada perbaikan.

Baca Juga :  Wabah PMK Mengganas di Magetan, 14 Sapi Mati, 9 Potong Paksa.

” Secara lisan saat rapat tingkat Kecamatan yang juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan sudah saya usulkan. Lalu pada 2019 lalu saya juga sudah melangkah dengan proposal tapi tidak membuahkan hasil. Harapan saya semoga segera diperbaiki, karena ini kaitannya dengan keselamatan anak-anak kami,” harapnya.

Sementara itu, Nicole Adi Pratama siswa kelas 6 mengaku takut dan was-was belajar dikelas. Pasalnya, atap bangunan yang usang bisa ambruk sewaktu-waktu. ” Takut dan was-was, kalau atapnya ambruk saat kita belajar dibawahnya. Nggak nyaman juga kalau hujan datang kelasnya banjir, kita berhenti belajar dan membersihkan kelas dulu karena banyak air,” ujarnya.

Share :

Baca Juga

Berita Update

Magetan Siap Kick Off Vaksin Booster.

Berita Update

Peringati Bulan Bhakti PUPR Ke 77, Pemkab Pacitan Gelar Penanaman Pohon.

Berita Update

Harga Selangit, Petani Lombok Magetan Menjerit.

Berita Update

Dikabarkan Ada Pungli Di Satpas SIM, Kapolres Magetan Pastikan Selidiki Secara Transparan.

Berita Update

Elf Warga Bojonegoro Terbalik Di Jalan Tembus Magetan- Karanganyar, 7 Penumpang Luka- Luka.

Berita Update

Paska Dikukuhkan, Ini Keinginan Ketua KONI Pacitan.

Berita Update

Nasib Baliho-Baliho Suprawoto Usai Akhir Jabatan Bupati Magetan.

Berita Update

Aklamasi, Panganyoman Nahkodai Demokrat Magetan.