NGAWI (Jatimnesia.com) – Sanggar tari Soeryo Budoyo merupakan salah satu dari banyaknya sanggar kesenian tari di Kabupaten Ngawi.
Sanggar ini didirikan sejak tahun 2005, dan sampai saat ini masih eksis dalam mengepakkan sayap kesenian di Kabupaten Ngawi khususnya kesenian tradisional. ” Tepatnya tanggal 12 oktober 2005,” kata Imam Joko Sulistyo (47), Pendiri Sanggar Tari Soeryo Budoyo, Selasa ( 24/5).
Soeryo Budoyo fokus pada pelestarian kesenian tradisional. Sang pendiri awalnya mencoba untuk memahami ketertarikan masyarakat terhadap seni yang mereka digemari. Selanjutnya perlahan Imam Joko Sulistyo mencoba memasukkan kesenian tradisional khas Ngawi.
” Sebetulnya disanggar awalnya cuma reog saja. Karena masyarakat tentunya suka dengan kesenian tradisi seperti itu. Lalu perlahan kita masukkan kesenian yang lain, tentunya khas ngawi”, ungkap Anggota Dewan Kesenian Kabupaten Ngawi tersebut.
Menurut Imam Joko Sulistyo, dirinya telah menciptakan beberapa jenis Sendra Tari dan sudah dipatenkan dan memiliki hak cipta, salah satunya adalah Bedoyo Srigati yang sudah diterima oleh masyarakat sebagai kesenian khas Ngawi. Dengan jenis sendra tari tersebut dirinya berharap dapat memajukan kesenian, tentunya kesenian di daerah.
” Salah satunya itu Bedoyo Srigati, Serimipi Sesuci Aji dan ini tentunya juga sudah diterima oleh masyarakat, dengan seperti itukan bisa memajukan kesenian, apalagi di daerah”, pungkasnya.