BLITAR [Jatimnesia.com] – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Blitar melaksanakan pelatihan berbasis klaster kompetensi untuk calon Make Up Artist (MUA) yang berlangsung dari 12 Juni – 21 Juni 2025.
Kegiatan ini didanai oleh Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun 2025 dan diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran di daerah tersebut.
Plt Kepala Disnaker Kabupaten Blitar, Nanang Adi Putranto menjelaskan, berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2024, Kabupaten Blitar memiliki 34,859 penganggur dengan tingkat pengangguran mencapai 4,77%. Banyak diantaranya adalah lulusan SMU/SMK dan S.1.
“Kami berharap pelatihan ini dapat menciptakan tenaga kerja yang siap dan sesuai dengan kebutuhan pasar.” kata Nanang Adi Putranto dalam acara pembukaan pelatihan, Kamis (12/6).
Lebih lanjut Nanang menandaskan, pelatihan ini merupakan bagian dari program SANG KAPTEN (Sertifikasi Angkatan Kerja Kompeten) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Blitar.
“Dengan pendekatan 3 in 1, program ini mencakup pelatihan vokasi, uji kompetensi, dan magang kerja di industri terkait,” terangnya.
Kegiatan ini diikuti oleh 20 peserta, terdiri dari 5 orang yang merupakan keluarga petani tembakau dan 15 orang lainnya yang terpilih melalui rekrutmen umum dari 238 pendaftar.
“Kami ingin memberikan kesempatan yang sama bagi semua, terutama bagi keluarga yang terdampak oleh industri tembakau,” tambah Nanang.
Pelatihan ini, mencakup berbagai unit kompetensi yang penting bagi seorang MUA.
“Materi yang diajarkan meliputi teknik merias wajah sehari-hari, komunikasi dengan pelanggan, serta penanganan kondisi kulit tertentu seperti bekas jerawat dan kerutan,” jelasnya.
Setelah pelatihan, peserta akan mengikuti uji kompetensi BNSP pada 23 Juni 2025 dan kemudian melaksanakan magang kerja dari 24 hingga 28 Juni 2025.
“Kami percaya bahwa melalui pelatihan ini, peserta akan mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk bersaing di dunia kerja,” pungkas Plt Kepala Disnaker Kabupaten Blitar.
Dengan pelaksanaan program ini, diharapkan Kabupaten Blitar dapat mencetak tenaga kerja yang tidak hanya siap pakai, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perkembangan industri kecantikan yang terus berubah.
Sementara Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Blitar, Sunyoto, mengungkapkan harapan besar terhadap dukungan pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian tembakau di daerahnya.
“Petani tembakau di Blitar menghadapi banyak tantangan, mulai dari cuaca yang tidak menentu hingga serangan hama. Kami sangat membutuhkan dukungan yang lebih kuat dari pemerintah untuk membantu meningkatkan hasil panen,” kata Sunyoto.
Ia menambahkan, bahwa APTI berkomitmen untuk memberikan pelatihan dan informasi yang dibutuhkan oleh petani.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap petani memiliki akses terhadap pengetahuan terbaru tentang teknik budidaya yang efektif. Ini penting untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tembakau,” imbuhnya.
Dalam hal pemasaran, APTI juga melakukan upaya untuk membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk tembakau lokal.
“Kami berusaha keras untuk mempromosikan tembakau Blitar sebagai produk unggulan. Dengan dukungan yang tepat, kami yakin tembakau Blitar dapat bersaing di pasar nasional dan internasional,” ujarnya.
Sunyoto berharap agar regulasi yang ada dapat lebih berpihak kepada petani.
“Kami berharap ada kebijakan yang mendukung kesejahteraan petani tembakau, karena mereka adalah garda terdepan dalam industri ini,” pungkasnya.(adv).
Penulis : Dyan Natalia