MAGETAN [ Jatimnesia.com] – Pertengahan Tahun 2022, wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menjangkiti hewan ternak di Propinsi Jawa Timur termasuk di Kabupaten Magetan.
Dampaknya, populasi sapi di Kabupaten Magetan turun drastis akibat wabah yang menyerang hewan kuku belah seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba tersebut.
” Jadi angka 2023 itu kita masih ada kisaran 100.000 ekor dan 2024 ini tinggal 69.000 ekor,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Magetan Nur Haryani, Rabu (11/12).
Tidak berpangku tangan, Disnakkan Kabupaten Magetan langsung gerak cepat melakukan vaksinasi hewan ternak untuk mencegah wabah PMK sekaligus mengoptimalkan Inseminasi Buatan (IB) ternak.
” Alhamdulillah saat ini sudah tercapai kelahiran terlaporkan ada 12.800 pedet. Semoga tahun depan kita juga bisa lagi menggenjot lebih banyak lagi potensi kelahiran yang ada,” beber Nur Haryani.
Selain mengembalikan populasi sapi akibat PMK, Disnakkan Magetan juga telah merampungkan paket pekerjaan tahun 2024, yakni pembuatan ruang pendingin Rumah Potong Hewan (RPH) serta Rehabilitasi balai benih.
” Kita punya dua paket pekerjaan yang pertama RPH, dan yang kedua rehab balai benih, supaya lebih optimal lagi produk benihnya. Tahun 2024 ini sudah kita lengkapi dengan Air Blast Freezer atau ruang pendingin, sehingga produk kita tidak hanya memotong saja, tapi sudah bisa untuk mengeluarkan produk beku. Semoga ada pihak ketiga yang ingin mengolah dagingnya di RPH untuk menjadi produk beku,” jelas Kepala Disnakkan Magetan.
Tahun 2025, direncanakan akan berdiri dua pabrik pakan ternak di Kecamatan Lembeyan dan Kecamatan Sidorejo untuk mendukung peternak diwilayah tersebut.
” Tahun 2025 kita ada dari DAK untuk mendukung kemandirian pakan di kelompok, ada dua kelompok yang teralokasikan pabrik pakan mini. Jadi konsepnya nanti, pertama bisa produksi pakan sendiri yang otomatis akan menurunkan biaya pakan dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal yang ada disana, dan kedua ada target produksi yang mereka harus capai itu bisa untuk operasional mereka bisa dijual, tetapi kalau diperjualbelikan otomatis mereka juga harus memiliki izin edar pakan, nanti akan ada pendampingan juga untuk kualitas pakan itu,” ungkap Nur Haryani.
Selain pendirian pabrik pakan ternak di Lembeyan dan Sidorejo, program kerja Disnakkan Tahun 2025 meliputi optimalisasi vaksinasi ternak serta hilirisasi produk serta peningkatan populasi ternak sapi.
” Poin yang pertama perluasan vaksinasi akan tetap dilaksanakan. Untuk hilirisasi produk, kita pendampingan halal dan NKV. Peningkatan populasi selain dari upaya kesehatan hewan juga target IB dan kelahiran kita yang kita optimalkan,” pungkas Kepala Disnakkan Magetan. (adv).
Penulis : Joko Nugroho