MAGETAN [ Jatimnesia.com] – Seminar Nasional Ekonomi Outlook 2025 dengan tema “Pertumbuhan Ekonomi Pancasila Yang Inklusif Dan Berkelanjutan” digelar Sabtu, (14/12).
Acara ini diinisiasi oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Sangihe, CV ODIS Olahdata Integra Solusindo, Yayasan Kharisma Venti Rahmawati (Gerakan Peduli Sektor Ketiga) dan bekerjasama dengan Universitas Garut, Progran Doktor Ilmu Manajemen Universitas Pasundan, Universitas Terbuka, Universitas Riau Kepulauan, Universitas Batanghari Jambi, STIE Ekuitas, Universitas Merdeka Madiun, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, Universitas Cipasung Tasikmalaya, dan Universitas Taman Siswa Padang.
Seminar Nasional Ekonomi Outlook 2025 yang bertemakan Pertumbuhan Ekonomi Pancasila Yang Inklusif Dan Berkelanjutan, secara resmi dibuka oleh Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Sangihe, Djuraidz Rumiki, SE, M.Si, dan dimoderatori Danny Indrianto, SE, MM (CE) selaku founder Yayasan Kharisma Venti Rahmawati serta Dr. Dewi Murtiningsih selaku Dosen Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Pertumbuhan ekonomi yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila memiliki potensi besar untuk menciptakan ekonomi yang tidak hanya mengutamakan angka-angka pertumbuhan, tetapi juga mengutamakan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat secara adil dan berkelanjutan.
Pertumbuhan Ekonomi Pancasila Yang Inklusif dan Berkelanjutan
Perekonomian Pancasila merupakan gagasan ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai luhur Pancasila, yaitu keadilan sosial, kedaulatan rakyat, dan kemandirian nasional. Dalam konteks global yang terus berubah, mengembangkan perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan sesuai dengan prinsip ini menjadi tantangan sekaligus peluang.
Reformasi & Transformasi Ekonomi
Reformasi dan transformasi ekonomi adalah langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing global. Bagi Indonesia, kedua proses ini menjadi kunci dalam menjawab tantangan domestik maupun global, termasuk disrupsi teknologi, perubahan iklim, dan dinamika geopolitik.
Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan ketimpangan sosial-ekonomi, penerapan kearifan lokal yang berakar pada budaya gotong royong menjadi solusi strategis. Reformasi dan transformasi ekonomi berbasis kearifan lokal tidak hanya mampu memperkuat fondasi ekonomi masyarakat, tetapi juga mendorong pembangunan yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Reformasi Structural
Dalam upaya mewujudkan pembangunan ekonomi yang adil dan berkelanjutan, reformasi struktural berbasis kearifan lokal memainkan peran penting. Prinsip gotong royong, berbagi, dan kearifan lokal lainnya yang tertanam dalam budaya bangsa Indonesia dapat menjadi fondasi bagi sistem ekonomi yang lebih inklusif, berkeadilan, dan ramah lingkungan. Reformasi berbasis kearifan lokal tidak hanya menghidupkan kembali nilai-nilai tradisional tetapi juga membangun landasan ekonomi yang kokoh untuk masa depan Indonesia yang lebih adil dan berkelanjutan.
Perlindungan Dan Pemberdayaan UMKM
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia, yang berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dalam konteks kearifan lokal dan nilai gotong royong, perlindungan serta pemberdayaan UMKM tidak hanya menjadi langkah strategis tetapi juga kebutuhan untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang adil dan berkeadilan. Melalui perlindungan dan pemberdayaan UMKM yang berbasis kearifan lokal dan semangat gotong royong, Indonesia dapat menciptakan perekonomian yang inklusif, adil, dan berkeadilan. Langkah ini juga mendukung keberlanjutan sosial, budaya, dan lingkungan.
Peran Perguruan Tinggi dalam Peningkatan Literasi dan Kualitas Riset di Indonesia
Perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional, salah satunya melalui peningkatan literasi, kualitas pendidikan, dan kontribusi riset. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menunjukkan tren positif dalam peningkatan literasi masyarakat, seiring dengan peningkatan kuantitas dan kualitas riset yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Melalui sinergi ini, perguruan tinggi tidak hanya menjadi pusat peningkatan literasi tetapi juga katalis utama dalam memperkuat kualitas riset, sehingga dapat membawa Indonesia ke posisi yang lebih kompetitif secara global.
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif merupakan fondasi penting dalam menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Di Indonesia, tantangan untuk memastikan bahwa manfaat pertumbuhan ekonomi dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, serta mengurangi kesenjangan antar kelompok sosial dan wilayah, membutuhkan strategi yang holistik dan terintegrasi.
Dengan pendekatan yang inklusif dan berkeadilan, pertumbuhan ekonomi dapat menjadi katalisator bagi pencapaian kesejahteraan masyarakat secara merata, sekaligus mengurangi kesenjangan yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Kolaborasi lintas sektor dan komitmen untuk mengintegrasikan nilai-nilai keadilan sosial menjadi kunci keberhasilan.
Penguatan Literasi Keuangan di Era Digital (dalam Trend – Startup fintech) untuk Mendukung Karakter Agile Pada Generasi Z (Gen Z)
Di era digital, literasi keuangan menjadi kompetensi penting untuk menghadapi tantangan ekonomi modern. Generasi Z (Gen Z), yang tumbuh di lingkungan digital, memerlukan pemahaman yang kuat tentang pengelolaan keuangan, terutama dalam konteks tren fintech (financial technology). Dengan karakteristik agile (lincah, adaptif, inovatif), penguatan literasi keuangan berbasis teknologi dapat membantu Gen Z menjadi generasi yang cerdas dan tangguh secara finansial.
Hal yang perlu di terapkan Gen Z (Zoomers) di Era digital
Generasi Z, yang tumbuh di tengah era digital, memiliki keunggulan adaptasi teknologi yang luar biasa. Namun, untuk memaksimalkan potensi mereka sekaligus menghadapi tantangan zaman, Gen Z perlu menerapkan beberapa langkah strategis dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka di era digital.
Gen Z Dan Kesempatan Memulai Bisnis Melalui AI
Generasi Z, dengan keunggulan adaptasi teknologi dan inovasi, berada di garis depan revolusi bisnis berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Teknologi AI memberikan peluang besar bagi Gen Z untuk memulai bisnis yang tidak hanya inovatif tetapi juga efisien dan relevan dengan kebutuhan pasar modern.
AI memberikan kesempatan besar bagi Gen Z untuk menjadi pengusaha muda yang inovatif dan kompetitif. Dengan memanfaatkan alat yang tersedia dan mengembangkan ide kreatif, Gen Z dapat menciptakan solusi berbasis AI yang relevan dengan kebutuhan zaman. Karakter agile dan melek teknologi yang dimiliki oleh Gen Z menjadi modal utama dalam memanfaatkan peluang di era AI.
Generasi Z (Gen Z) adalah generasi yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang sangat dipengaruhi teknologi digital. Meski memiliki keunggulan dalam hal adaptasi teknologi, mereka juga menghadapi berbagai tantangan unik di era digital.
Melalui literasi keuangan yang baik dan kelincahan dalam memanfaatkan teknologi, GEN Z khususnya dan Masyarakat pada umumnya diharapkan dapat menciptakan Bisnis kreatif dan Inovatif atau berkontribusi dalam perusahaan Start-Up.
Karakter AGILE, amat dibutuhkan agar mampu dengan cepat beradaptasi terhadap beragam perubahan, cara berpikir kreatif, dan mengambil keputusan yang tepat, menjadikan kemampuan ini modal penting untuk berwirausaha.
Masa depan lanskap bisnis pada tahun 2025 akan dibentuk oleh kombinasi inovasi teknologi, strategi bisnis yang adaptif, dan kepedulian terhadap isu-isu keberlanjutan. Perusahaan yang siap untuk beradaptasi dan berinovasi akan muncul sebagai pemenang di ekosistem startup yang dinamis ini.
Inklusivitas Dalam Pertumbuhan Ekonomi Pancasila
Ekonomi Pancasila adalah konsep ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai dasar Pancasila, seperti gotong royong, keadilan sosial, dan keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Salah satu karakteristik utama ekonomi Pancasila adalah inklusivitas, yaitu memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya menguntungkan kelompok tertentu tetapi dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
Komponen Pembentuk Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif di Indonesia
Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif (IPEI) adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai sejauh mana pembangunan ekonomi mampu menciptakan manfaat yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat, mengurangi ketimpangan, serta meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan. Di Indonesia, komponen utama IPEI melibatkan berbagai dimensi yang mencerminkan inklusivitas dalam aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Tantangan Penerapan Sistemekonomi Pancasila
Sistem Ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar Pancasila, seperti keadilan sosial, gotong royong, kedaulatan rakyat, dan keseimbangan antara kepentingan individu dan kolektif. Meskipun ideal secara konsep, penerapan sistem ini menghadapi berbagai tantangan dalam konteks pembangunan dan globalisasi, yaitu: Sila 1. Perencanaan anggaran yang baik untuk menghindari moral hazard, Sila 2. Tidak ada eksploitasi kerja, Sila 3. Semangat kolaborasi, Sila 4. Mengutamakan hajat hidup orang banyak, dan Sila 5. Memberikan keadilan melalui perbaikan infrastruktur dan akses.
Urgensi Penerapan Ekonomi Pancasila Dalam Pembangunan Nasional Yang Inklusif
Penerapan sistem Ekonomi Pancasila bertujuan untuk menciptakan pembangunan nasional yang berkeadilan, berkelanjutan, dan inklusif. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) sebagai fondasi yang mendukung implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan ekonomi. Tata kelola pemerintahan yang baik memastikan bahwa prinsip keadilan sosial, gotong royong, dan kesejahteraan bersama dapat terwujud secara efektif dan efisien.
Karakterisasi penerapan ekonomi pancasila dalam sektor-sektor ekonomi, potensi dan strategi penerapan Ekonomi Pancasila dalam pemanfaatan sumberdaya alam, green dan blue ekonomi, serta potensi dan strategi penerapan ekonomi Pancasila dalam Pengembangan Koperasi, korporasi, dan UMKM. Penerapan Ekonomi Pancasila dalam berbagai sektor ekonomi, pengelolaan sumber daya alam, dan pengembangan koperasi, korporasi, serta UMKM sangat penting untuk menciptakan sistem ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. Dengan mengintegrasikan prinsip keadilan sosial, gotong royong, dan keberlanjutan dalam setiap aspek pembangunan ekonomi, Indonesia dapat mewujudkan visi ekonomi yang adil, sejahtera, dan berkelanjutan, sesuai dengan cita-cita Pancasila.
Keterlibatan masyarakat (community engagement), menerapankan metode partisipatif (paraticipatory research), melakukan advokasi dan policy influences, bahkan pendampingan langsung di masyarakat dan pelaku ekonomi (grassroots mobilization). Penerapan partisipatory research, advokasi, policy influences, dan grassroots mobilization sangat penting dalam memastikan penerapan Ekonomi Pancasila yang inklusif dan berkeadilan. Melalui keterlibatan aktif masyarakat dalam berbagai aspek pembangunan ekonomi, kita dapat menciptakan kebijakan yang lebih tepat sasaran, memberdayakan masyarakat, serta mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi. Gotong royong dan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat adalah kunci untuk mewujudkan pembangunan yang adil, sejahtera, dan berkelanjutan.
Pertumbuhan Ekonomi Semua Lapisan Masyarakat
Pertumbuhan ekonomi yang inklusif adalah pertumbuhan yang tidak hanya mendorong peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto), tetapi juga memastikan manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, dari yang terkaya hingga yang termiskin. Dalam konteks Indonesia, prinsip Ekonomi Pancasila yang mengedepankan keadilan sosial, pemerataan, dan gotong royong sangat relevan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata.
Pertumbuhan ekonomi untuk semua lapisan masyarakat dapat tercapai melalui berbagai langkah yang saling mendukung. Dengan mengutamakan pemberdayaan masyarakat melalui UMKM, pendidikan, pembangunan infrastruktur, pengelolaan SDA yang berkelanjutan, serta akses terhadap layanan kesehatan dan jaminan sosial, kita dapat mewujudkan ekonomi yang adil dan merata sesuai dengan prinsip Ekonomi Pancasila. Ini bukan hanya mempercepat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan kesetaraan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Mengurangi Ketimpangan melalui Redistribusi Sumber Daya
Salah satu tantangan utama dalam pembangunan ekonomi adalah ketimpangan, baik itu ketimpangan pendapatan, akses terhadap pendidikan, kesehatan, maupun kesempatan ekonomi antara kelompok masyarakat atau wilayah. Dalam konteks Ekonomi Pancasila, yang menekankan prinsip keadilan sosial, redistribusi sumber daya menjadi salah satu strategi penting untuk mengurangi ketimpangan dan mewujudkan pemerataan pembangunan. Redistribusi sumber daya tidak hanya mencakup pembagian kekayaan secara lebih adil, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan sosial, akses kepada layanan dasar, dan peningkatan kapasitas masyarakat, terutama yang berada di kelompok paling rentan.
Pemberdayaan UMKM dan Ekonomi Informal
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dan sektor ekonomi informal memainkan peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Mereka tidak hanya menyumbang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), tetapi juga menjadi sumber utama lapangan kerja, terutama di daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh sektor formal. Pemberdayaan UMKM dan ekonomi informal sangat penting untuk menciptakan ekonomi yang inklusif, berkeadilan, dan dapat mengurangi ketimpangan.
Kebijakan Adaptif terhadap Risiko Global dan Perubahan Iklim
Perubahan iklim dan risiko global seperti krisis ekonomi, pandemi, dan konflik geopolitik semakin menjadi tantangan besar bagi negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dampaknya tidak hanya berhubungan dengan aspek lingkungan, tetapi juga mempengaruhi perekonomian, kesehatan, ketahanan sosial, dan stabilitas politik. Oleh karena itu, kebijakan adaptif yang tangguh dan terintegrasi sangat diperlukan untuk menghadapi dan memitigasi risiko-risiko ini, sekaligus memastikan keberlanjutan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Acara ini di dukung penuh oleh PERTA Life Insurenace, Yayasan Panti Asuhan Ngawi Al-Munawwarah, Perkumpulan Pemerhati dan Penyantun Yatim Dhuafa (PERSADA) Jawa Timur, Dinasti Publisher, Greenation Publisher, Siber Nusantara Publisher, International Journal of Economics, Business, Management, and Social Science (IJEMBIS), Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Sosial (EMBISS), BIGBANG Indonesia, dan Gofur & Rekan Advocates and Legal Consultants.